Saturday, April 1, 2017

TTC Journey - Season 3: Eps 3: Putus(kan) ASA..!

Halo2.. hari ini kembali lagi saya mau cerita mengenai TTC Journey.

Sebelumnya, saya juga mah share tentang posting mengenai hormone testnya si MT yang pernah saya ceritakan di posting ini.

Pertama kali MT disuruh test hormone, itu kami lakukan di sebuah lab di bilangan jakarta barat, berikut hasilnya:

Kemudian, ini adalah hasil test yang dilakukan di klinik dr. Indra - setelah menjalani terapi hormon 8x:

Kalau dilihat di bagian Hormon Prolaktin di hasil test pertama, nampaknya hasilnya tidak kenapa2, karena range atas untuk ukuran normal, sampai di angka 25. Tetapi, ternyata kalau dilihat di klinik dr. Indra, seharusnya rujukan prolaktin untuk pria itu di angka 17.0. Dari hasil test pertama, Prolaktin si MT masih tinggi untuk ukuran pria.. Katanya sih pria dengan prolaktin tinggi ini lebih sensitive (jadi punya perasaan seperti wanita yang emosional haha! Jadi, buat kamu2 yang pasangannya cepat naik darah, coba deh di cek hormone hahahah!! - ajaran sesat ala saya)..

Ok, sekian dengan hormon.

Melanjutkan cerita tentang ASA.
Dari posting Eps 2 kemarin, setelah hormon MT normal, seharusnya langsung jadi tek-dung.. tapi si genderang perang belum juga bersambut (halah!) akhirnya kami menjalani lagi serangkaian test, yang tidak murah.. namanya test Anti Sperm Antibody atau disingkat ASA. Kalau ada yang mau cari2 penjelasan ilmiahnya, bisa di google2 dulu sebelum melanjutkan bacaan cerita ringan saya ini.. hehe.. saya sudah beberapa kali membaca di beberapa source seperti disini, disini dan disini.

Secara singkat ajah, dari hasil desktop research yang sudah saya lakukan dari berbagai forum dan artikel, yang kemudian saya olah dengan bekal ilmu biologi sampai dengan tamat kelas 3SMA (jadi maap yah kalo ada salah)... hehe.. intinya ASA adalah bagian dari antibody (bisa dalam tubuh wanita dan pria) yang menganggap sperm sebagai "musuh". Hasilnya, jika sperm mengenai darah/cairan tubuh lainnya (bisa di vagina mucus) mereka akan membentuk gumpalan (aglutinasi kalo bahasa kerennya) dan tidak dapat melanjutkan perjalanan sampai ke pembuahan.

Kenapa ada juga pada pria? Iyah, dalam beberapa kasus yang sudah saya baca, kalau buah zakar pria ada kelaianan (yang saya juga tidak tau seperti apa jelasnya) yang membuat "ruangan produksi sperm" terkontaminasi dengan darahnya sendiri - yg mengandung ASA tersebut - bisa juga "merusak" produksi.

Test pertama yang kami lakukan adalah Evaluasi ASA pada tubuh saya.
Test ini kalo nggak salah ingat, harganya itu 1.3juta (tahun 2016 akhir). Hasil testnya seperti ini:

Intinya, si pria harus melakukan ejakulasi dan mengeluarkan sprem. Si wanita diambil sampel darahnya (cukup banyak oh no!). Nantinya, si sperm itu di test berapa lama bisa bertahan di dalam darah si wanita tanpa mengalami penggumpalan.

Jadi, cara baca hasil test di atas adalah:
Pertama, lihat di tabel nya dulu..Jangan tanya apa itu 1:8, 1:16, 1:32 dst... karena saya tidak tau apa angka2 tersebut.. hehe. Pokoknya yang kita lihat adalah: tanda positif ada di angka berapa. Untuk rujukan normal, angka positif harusnya berada di angka 1:64. Sedangkan punya saya ada di angka: 1:131ribu. Dan kesimpulannya adalah: ASA sangat tinggi. Iyah memang saya ini orang yang jarang putus asa, dan selalu auban mencoba berkali2 loh! hehehe (apasih).

Kedua, hasil SIV. Saya tidak tau sih ini apa.. tapi kata dokternya nilai saya tinggi, karena saya sering makan junk food! :(
Akhirnya diresepin obat antioksidan yang harus dimakan selama 2 bulan setiap hari, di jam yang sama (saya makan bolong2 dan kadang beda2 jamnya hehe)..

Ketiga, hasil IgE. ini ada hubungannya sama antibody. tapi saya malas research since hasilnya udah bagus hehe.

Next apa? Next adalah PLI (Paternal Leukocyte Immunization).
PLI itu adalah salah satu jalan untuk "mengenalkan" antibody saya ke "unsur tubuh" si MT. Jadi nantinya, saatnya dia untuk "bertemu" kembali dengan si sperm, dia sudah kenal dan tidak "membunuh" si sprem.. kurang lebih begitu.. heheh

Gimana cara mengenalkannya? dengan cara imunimasasi leukosit suami ke istri. Atau dengan cara menyuntikkan sel darah putih suami yang sudah di proses ke tubuh si istri.. ngeri yah teknologi udah hebat banget sekarang :D

Sebelum, PLI, ada beberapa test yang harus dijalani.
Pertama, test HIV suami haha! Penting banget loh ini. Kalau2 suaminya punya virus ataupun infeksi apapun dan melakukan PLI, itu sama saja dengan "suka rela" menularkan ke istri. hehe. Untuk yang ini, untung hasil test si MT bagus.. jd ok untuk proceed ke PLI. Test ini harganya ratusan ribu (saya lupa berapa tepatnya, tapi nggak sampai menginjak angka jutaan).

Kedua adalah test alergi istri. Kenapa harus test alergi? Nah, ini dokternya nggak bilang dengan jelas juga sih, sayapun tidak bertanya. Tapi setelah ketemu dengan immunolog, beliau bilang memang alergi akan sesuatu itu bisa meningkatkan antibody. Trus pertanyaan saya berikutnya: loh saya makan apa ajah nggak pernah loh sampe gatal2 atau bersin2 atau apalah tanda2 alergi yang biasanya ada pada diri manusia. Ternyata jawabannya adalah: memang nggak semua tubuh manusia bisa langsung bereaksi terhadap alergi. Misalnya saya, saya alergi ayam (iyah, ternyata ada loh alergi ayam, saya baru tau) nah saat makan ayam, saya tidak serta merta bentol2, kenapa? karena antibody saya built up untuk mencegah keluarnya reaksi negatif terhadap tubuh saya seperti: gatal2. Tapi karena ketidaktahuan saya, saya terus makan ayam. Dan antibody sayapun terus menerus meningkat, apalagi karena memerangi si ayam. Begitu kira2 ceritanya.

Dan dari hasil test alergi ini, saya alergi.... banyaaaaaaakkkk... dan dari banyak hal itu, adalah hal sehari2 yang saya makan.. seperti: ayam (saya beberapakali masak ayam obat cina padahal huhu), bebek, telur2an, ikan salmon, tenggiri (saya sering bangeett), aneka jeruk (saya suka bangeeet), tomat, aneka keju (huhuhuhu), aneka susu dan dairy, presevative (gak boleh makan indomie lagi huhuhu), pemutih makanan, dan lain2!! huhuhu..

Nah, dari hasil ini, saya harus sebusa mungkin mencegah makan2n yang akan menimbulkan reaksi di tubuh saya. Sayapun nurut.. yah kadang2 ada cheat nya dikit.. tapi ini jaraaaaang banget sih.. Sebenernya yang paling susah ini bukan menghindari makanan alerginya, tapi turunannya, misalnya: kue bolu, indomei pake telur, martabak, mie ayam abang2, baso hangat dikala sedang hujan deras..huhuhu.. kue2an kering, cha time, dum dum, coco.. huhuhuhu dan banyaaaakkk lagi.

Test alergi ini makan biaya 2 juta rupiah (belum termasuk konsultasi immunolog).. tadinya MT juga mau "ikut2an" test.. kan nggak ada salahnya tau mengenai alergi kita.. tapi setelah tau harganya 2 juta, niatnyapun diurungkan.. hehehe

Dari hasil2 di atas akhirnya kami masih maju-mundur dengan keputusan PLI. Kenapa? Pertama, nggak semua dokter kesuburan (baik obgyn maupun androlog) di Indonesia berpegang pada aliran "PLI" ini. Beberapa dokter (misalnya dokter-dokter di salah satu RSIA terkenal di bilangan jakarta pusat) tidak menganjurkan untuk melakukan test antibody. Di beberapa artikel di internet pun masi ada pro dan kontra. Ada yang bilang bahwa antibody itu hanya ada di servical mucus (cairan mulut vagina). Dan hal ini masih bisa diatasi dengan tindakan inseminasi. Sehingga si pasukan sperm tidak melalui cairan tersebut untuk menuju kedalam. Kedua, nggak banyak orang yang sudah berhasil dan bercerita di blog/ di forum tentang keberhasilannya dalam menjalankan PLI.

Tapi akhirnya, setelah bertanya ke beberapa sumber, ada ajah yang berhasil, walaupun setelah 1-2 tahun PLI. Akhirnya bisa memiliki keturunan baik normal, atau dengan bantuan insem/IVF. Akhirnya, kami putus(kan) ASA akan kami perangi dengan PLI!! Nggak ada salahnya kita coba segala cara, walaupun ujungnya di tangan Tuhan. Akhirnya awal Feburary kemarin kami mulai dengan PLI 3x, yang jarak tiap suntikannya 3-4 minggu. Kemudian, saya juga melakukan pantang makanan dari hasil test alergi di atas. Dan saya juga berjanji untuk menceritakan semua proses PLI saya dengan lengkap hehe. Semoga bisa membantu para pembaca yang juga sedang bingung seperti saya dan MT. :)

Biaya PLI setiap suntikan adalah 1.1juta, diluar biaya penyuntikan, oleh immunolog (c.200k).

Oh iyah, ada yang penting info ketinggalan. Selama proses PLI, kami diharuskan menggunakan pengaman saat berhubungan. Kenapa? agar antibody saya benar2 "lupa" sama "musuh"nya heheh...

Di setiap 3x suntik PLI, kami disarankan untuk menjalankan test evaluasi untuk melihat hasil dan perkembangan. Dan hari ini adalah hasil test evaluasi pertama kami keluar. Ini hasilnya:

Belum mencapai 1:64 sihh.. yah as expectedlah, karena tubuh juga butuh waktu untuk penyesuaian kan.. Tapi saya cukup bangga dengan hasil pantangan saya dan PLI kami selama 3x tersebut. Saya berhasil turun 4 tingkat ke 1:8rb. menurut dokter, biasanya orang turun 3 peringkat.

Menurut dokter, kalau 3x PLI lagi sudah bisa turun sampai 1:512, artinya kami sudah boleh mulai "usaha" kami lagi (if u know what I mean). hahah
Makanya, doakan usaha kami yah teman2 semuaa!!

Sekian cerita saya, nampaknya posting ini sangan kepanjangan yah..semoga memberikan sedikit tambahan info.. maafkan saya kalo ada salah2 kata (kok kayak pidato) hahaha

Sampai jumpa di evaluasi PLI kedua!!
Ciao!!

No comments: